Home > Akuntansi Islam, Islamic Banking, Islamic Economy > Data Likuiditas, Profitabilitas, Dan Return Saham Bank Tahun 2002

Data Likuiditas, Profitabilitas, Dan Return Saham Bank Tahun 2002


DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
1. Data Likuiditas, Profitabilitas, Dan Return Saham Bank Tahun 2002….. 60
2. Data Likuiditas, Profitabilitas, Dan Return Saham Bank Tahun 2003…… 61
3. Analisis Regresi Dan Perhitungan Asumsi Klasik Dengan
Program SPSS……………………………………………………………………………….. 62
4. Daftar Kritik Uji F ………………………………………………………………………… 67
5. Daftar Kritik Uji t …………………………………………………………………………. 68
6. Laporan Keuangan Bank Di BEJ Tahun 2002-2003…………………………… 69
7. Surat Ijin Penelitian……………………………………………………………………….. 109
8. Surat Keterangan…………………………………………………………………………… 110
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1.1 Likuiditas, Profitabilitas Dan Return Saham Bank di BEJ
Tahun 2000……………………………………………………………………………. 3
3.1 Bank Yang Dijadikan Obyek Penelitian…………………………………….. 29
4.1 Data Likuiditas Bank di BEJ Tahun 2002- 2003………………………… 42
4.2 Data Likuiditas Profitabilitas Dan Return Saham Bank Di BEJ
Tahun 2002-2003…………………………………………………………………….. 43
4.3 Data Return Saham Bank di BEJ Tahun 2002-2003…………………… 45
4.4 Ringkasan Perhitungan Analisis Regresi Berganda…………………….. 46
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
1. Kerangka Berfikir…………………………………………………………………. 27
xi
4.2.1 Likuiditas………………………………………………………. 41
4.2.2 Profitabilitas…………………………………………………. 42
4.2.3 Return Saham………………………………………………… 44
4.3 Analisis Statistik……………………………………………………. 45
4.4 Evaluasi Ekonometri……………………………………………… 49
4.5 Pembahasan………………………………………………………….. 50
BAB V. PENUTUP…………………………………………………………………. 56
5.1 Simpulan………………………………………………………………. 56
5.2 Saran……………………………………………………………………. 56
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………. 58
LAMPIRAN………………………………………………………………………………. 60
x
2.1.2 Jenis Pasar Modal…………………………………………… 10
2.1.3 Peranan Pasar Modal………………………………………. 11
2.1.4 Pasar Modal Indonesia……………………………………. 13
2.1.5 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Jakarta………… 17
2.2 Laporan Keuangan…………………………………………………. 18
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan…………………………. 18
2.3 Profitabilitas…………………………………………………………. 21
2.4 Likuiditas……………………………………………………………… 21
2.5 Return Saham………………………………………………………… 23
2.6 Kerangka Berpikir…………………………………………………. 25
2.7 Hipotesis………………………………………………………………. 28
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………………… 29
3.1 Populasi dan Sampel……………………………………………….. 29
3.2 Variabel Penelitian………………………………………………….. 30
3.3 Metode Pengumpulan Data……………………………………… 30
3.4 Metode Analisis Data…………………………………………….. 31
3.5 Analisis Regresi…………………………………………………….. 31
3.6 Pengujuan Asumsi Klasik……………………………………….. 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………… 37
4.1 Hasil Penelitian………………………………………………………. 37
4.1.1 Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan………. 37
4.1.2 Pengertian Bank dan Lembaga Keuangan Lain….. 40
4.2 Deskripsi Variabel…………………………………………………… 41
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………………. ii
PENGESAHAN KELULUSAN…………………………………………………. iii
PERNYATAAN…………………………………………………………………………. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. v
PRAKATA………………………………………………………………………………… vi
SARI………………………………………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………. xiii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………….. xiv
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
1.2 Perumusan Masalah……………………………………………….. 5
1.3 Penegasan Istilah……………………………………………………. 5
1.4 Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………… 7
1.5 Sistematika Skripsi………………………………………………… 8
BAB II. LANDASAN TEORI………………………………………………….. 9
2.1 Pasar Modal…………………………………………………………… 9
2.1.1 Pengertian Pasar Modal…………………………………… 9
viii
SARI
Ariyadi Primandoko, 2005, “Pengaruh Likuiditas Dan Profitabilitas Terhadap
Return Saham Bank Di BEJ”, Skripsi. Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 110 Halaman.
Suatu bank harus memiliki likuiditas dan profitabilitas yang baik agar
bank tersebut mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, likuiditas diperlukan
agar dana selalu tersedia saat nasabah ingin menarik dana dari bank, sedangkan
profitabilitas menunjukkan tingkat laba suatu bank, salah satu cara untuk
memperkuat posisi likuiditas adalah dengan menerbitkan saham. Yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh likuiditas dan
profitabilitas terhadap return saham ?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap return
saham bank di BEJ
Populasi dari penelitian ini berjumlah 26 bank yang terdaftar di BEJ.
Sampel yang diambil berjumlah 19 bank. Teknik pengambilan sampel dengan
menggunakan Purposive Sampling. Data yang diambil berupa laporan keuangan
bank selama dua tahun (2002 dan 2003) dari 19 bank yang termasuk dalam
sampel, sehingga n berjumlah 38. Metode analisis data yang digunakan adalah
analisis regresi, yang untuk memudahkannya digunakan program komputer SPSS.
dan metode pengumpulan datanya adalah metode dokumentasi. Variabel bebasnya
adalah likuiditas dan profitabilitas sedangkan variabel terikatnya adalah return
saham.
Hasil penelitian secara parsial diperoleh nilai thitung untuk likuiditas sebesar
2,405 sedang nilai ttabel = 1,691. Dari hasil perbandingan tersebut terlihat thitung <
ttabel maka Ho ditolak artinya ada pengaruh likuiditas dengan return saham. Untuk
profitabilitas nilai thitung = 2,390 sedang ttabel = 1,691. Dari perhitungan tersebut
diperoleh kesimpulan bahwa thitung > ttabel maka Ha diterima artinya ada pengaruh
antara profitabilitas dengan return saham. Sedangkan secara simultan diperoleh
nilai Fhitung = 5,56 dan Ftabel = 5,25. Jadi Fhitung > Ftabel artinya likuiditas dan
profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham bank di
BEJ.
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa likuiditas dan
profitabilitas memiliki pengaruh terhadap return saham. Saran yang diberikan
adalah apabila suatu bank ingin mendapatkan kepercayaan dari masyarakat baik
para penabung maupun investor hendaknya memiliki tingkat likuiditas dan
profitabilitas yang tinggi sehingga masyarakat akan menaruh kepercayaan
terhadap bank tersebut.
vii
9. Novi Titisari dan teman-temanku (Welry, Jenal, Patur, Mazda,
Rully”Bagong”, Gogon dan Joko) atas dukungan dan bantuan yang telah
diberikan.
10. Kru Arial. Com terima kasih atas semuannya.
11. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis
vi
PRAKATA
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat ALLAH
SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini dalam rangka mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas
dari dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. H. A. T Sugito, SH. MM, Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Sunardi, MM, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.
3. Drs. Kusmuriyanto, M.Si, Ketua Jurusan Ekonomi FIS UNNES.
4. Dra. Sri Kustini, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Khafid, S.Pd. M.Si, Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Subkhan, Dosen Penguji yang telah menguji serta memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Pihak pojok BEJ UNDIP, yang telah menyediakan data yang mendukung
skripsi ini.
8. Bapak, ibu dan saudara-saudaraku yang telah memberikan bantuan dan
dukungan baik material maupun spiritual, sehingga penulis mampu
menyelesaikan studi dan meraih gelar sarjana pendidikan.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Mengalah bukan berarti kalah tapi tak selamanya harus mengalah,
maka peganglah dengan teguh pendirianmu apabila
hati nuranimu mengatakan bahwa hal itu pantas untuk dipertahankan.
(Penulis)
Persembahan
Skripsi ini aku persembahkan untuk :
Keluarga besarku yang tercinta
Novi Titisari yang tersayang
Teman – teman pendidikan Akuntansi angkatan 2000
Sahabat-sahabatku di Pemalang
yang telah memberikan kenangan masa kecil yang tidak dapat aku lupakan
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar – benar hasil karya
saya sendiri, bukan buatan orang lain dan bukan jiplakan dari karya tulis orang
lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat dan temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Juli 2005
Ariyadi Primandoko
NIM. 3364000184
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Drs. Subkhan
NIP.131687738
Anggota I Anggota II
Dra. Sri Kustini Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si
NIP.130795082 NIP.130795082
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, MM
NIP. 130367998
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Sri Kustini. Muhammad Khafid, S.Pd M.Si
NIP. NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi
Drs. Kusmuriyanto, M.Si.
NIP. 131404309
PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
RETURN SAHAM BANK DI BURSA EFEK JAKARTA
S K R I P S I
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi Akuntansi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
Ariyadi Primandoko
NIM 3364000184
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
8
1.5. Sistematika Skripsi
Penulisan skripsi ini terbagi dalam lima bab. Bagian pendahuluan
skripsi berisi judul skripsi, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar atau grafik.
Bab I : Pendahuluan, berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah.
Bab II : Landasan teori, berisi tinjauan pustaka yang membahas teoriteori
yang melandasi permasalahan
Bab III : Metode penelitian, menjelaskan tentang populasi, variabel,
metode dan teknik pengumpulan data, serta analisis data.
Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan, mengemukakan tentang
hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V : Penutup, berisi tentang simpulan tentang hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
Bagian akhir dari skripsi meliputi daftar pustaka, lampiran dan
pengesahan.
7
1.4. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh bukti empiris mengenai likuiditas dan profitabilitas
terhadap return saham bank di bursa efek Jakarta.
B. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan praktis
a) Bagi Perusahaan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam mengambil kebijakan perusahaan khususnya bagi bank
b) Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam pengambilan investasi saham di pasar
modal
2. Kegunaan teoritis
Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu ekonomi. Hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat sebagai tambahan informasi karya ilmiah bagi pembaca di
perpustakaan dan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan
mengembangkan penelitian sejenis.
6
x100%
total deposit
Securities
IPR =
(Abdullah,2004:269)
3. Return saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto,
2000:107). Konsep return yang digunakan adalah return realisasi (actual
return) yang dapat berupa capital gain maupun capital loss. Dalam
penelitian ini return saham diukur berdasarkan harga saham awal tahun
2002 dan harga saham akhir tahun 2002.
Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
capital gain /loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya
actual return dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.
1
1( )

– –
=
t
t t
it P
P P
R
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.
P : Harga penutupan saham i pada periode t (periode penutupan/
terakhir)
Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.
(Jogiyanto, 2000:10)
5
1.2. Perumusan Permasalahan
Dari uraian di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
Bagaimana pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap return saham
pada bank yang terdaftar di bursa efek jakarta?
1.3. Penegasan Istilah
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan di teliti
serta untuk menyamakan persepsi terhadap judul penelitian ini perlu di
jelaskan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan yaitu:
1. Profitabilitas
Profitabilitas yaitu kemampuan suatu bank dalam menghasilkan
laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan
untuk menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 1998:36). Dalam penelitian
ini profitabilitas dihitung berdasarkan laba setelah dikurangi pajak
(profit after taxes )
2. Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan bank dalam melunasi kewajiban
yang ditagih sewaktu-waktu (Rakub, 2003:58). Likuiditas sangat penting
bagi kreditor jangka panjang dan para pemegang saham yang akhirnya
ingin mengetahui prospek dari deviden dan pembayaran bunga di masa
yang akan datang. Dalam penelitian ini likuiditas diukur berdasarkan
infesting policy ratio yang dihitung dengan rumus:
4
berbagai sektor telah banyak dilakukan dengan hasil beragam dan tidak
sedikit yang kontradiktif.
Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas yang dikaitkan
dengan return saham antara lain dilakukan oleh Sunarto (2002) dengan
judul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur di BEJ” menunjukkan bahwa Profitabilitas secara
signifikan berpengaruh positif terhadap return saham di bursa. Penelitian
sejenis juga dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000) menunjukkan bahwa
profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap harga saham di
pasar sekunder. Hasil penelitiannya adalah konsisten dengan peneliti
terdahulu .
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sugeng Sulistiono 1994;
Sulaiman 1995; Leki Rofinus 1997 (dalam Sunarto, 2002) menunjukkan
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap harga saham.
Oleh karena itu dengan mengetahui latar belakang tersebut dan
bertitik tolak pada uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
RETURN SAHAM BANK DI BURSA EFEK JAKARTA”. Pemilihan
objek bank di bursa efek Jakarta karena peranan likuiditas dan profitabilitas
sangat berpengaruh terhadap kinerja suatu bank, berbeda dengan perusahaan
manufaktur atau perusahaan yang bergerak dalam bidang lain dimana
pengaruh posisi likuiditas tidak sebesar pada sektor perbankan.
3
Namun pada kenyataannya banyak bank yang mengalami return
saham negatif sehingga mengakibatkan bank tersebut kurang diminati oleh
para investor. Menurut teori, likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap harga saham, oleh karena itu perusahaan perlu meningkatkan
likuiditas dan profitabilitas bank untuk menarik para investor agar
menanamkan modal di bank tersebut, dengan banyaknya investor yang
mencari saham perusahaan tersebut akan berimbas pada peningkatan return
saham bank tersebut. Sehingga penelitian untuk mengukur pengaruh
likuiditas dan profitabilitas terhadap return saham bank sangat perlu untuk
dilakukan.
Berdasarkan studi pendahuluan berikut ini akan disajikan beberapa
kondisi return saham perusahaan perbankan yang terdaftar di BEJ pada
tahun 2000 agar diperoleh gambaran yang lebih jelas.
Tabel.1.1
Tabel likuiditas, profitabilitas dan return saham bank di BEJ tahun 2000
Bank Y (return saham)
P0 P1 Return saham
Bank Danpac 900 750 -17%
Bank Global 150 110 -26%
Bank Pan Indonesia 475 170 -64%
Bank Pikko 475 400 -16%
Bank Victoria Internasional 100 70 -30%
Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa semua bank mengalami
penurunan nilai saham, hal ini bisa dipengaruhi oleh apa saja, baik faktor
fundamental maupun tehnikal. Penelitian untuk menganalisis pengaruh
berbagai faktor fundamental terhadap harga maupun return saham pada
2
Manajemen bank harus dapat menekan biaya seefektif dan
seefisien mungkin dan dapat mengembangkan penghasilan dari asset
(earning asset) masing-masing secara penuh, agar didapat keuntungan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bank. Salah satu cara pengelolaan
bank yang baik adalah dengan memperhatikan likuiditas, solvabilitas, dan
profitabilitas bank tersebut.
Bank harus dapat mengatur likuiditasnya agar dapat mengamankan
jaminan utangnya dan dapat membayarkan tabungan nasabah yang diminta
nasabahnya sewaktu-waktu sehingga bank tersebut dapat dipercaya
masyarakat, bank juga harus dapat mengatur profitabilitasnya agar mereka
memperoleh laba dan dapat bertahan dalam persaingan yang ketat serta
berkembang mengikuti perkembangan pasar, yang berimbas pada bertambah
banyaknya nasabah dan penanam modal pada bank tersebut, dengan
tingginya harga dan return saham dan banyaknya penanam modal akan
memperkuat solvabilitas bank tersebut.
Menurut Suad Husnan dalam “Dasar-dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas” jika profitabilitas perusahaan meningkat maka dampak
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas pemegang saham. Sedang
likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek efisiensi
modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi pemegang
saham yang ingin mengetahui prospek dari deviden di masa datang.
(Munawir,1998:71)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sejak adanya kebijakan pemerintah untuk melikuidasi bank-bank
yang kurang sehat, sangat dirasakan adanya persaingan yang kian tajam
dalam dunia perbankan, terutama pada bank-bank yang go public. Bankbank
tersebut terus melakukan pengembangan. Pengembangan dilakukan
baik pada manajemen bank maupun pelayanan pada para nasabah. Kita
ketahui bahwa kegiatan pokok Bank adalah memberikan kredit kepada
masyarakat dan menyimpan dana dari masyarakat, oleh karena itu para
banker harus pandai-pandai mengelola bank tersebut agar tetap dipercaya
masyarakat dan tidak terlikuidasi.
Menurut Fabozzi dalam bukunya Manajemen Investasi ada tiga
sumber dana bank yaitu simpanan (deposit), pinjaman bukan simpanan
(non-deposit), dan saham biasa dan laba ditahan sehingga selain dengan cara
menarik dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, bank juga
memperoleh tambahan modal yang cukup besar dengan penerbitan saham,
semakin banyak jumlah saham yang diterbitkan semakin besar dana yang
diperoleh dari masyarakat untuk mengembangkan usaha bank tersebut dan
menutup kerugian-kerugian yang bisa dialami bank sewaktu-waktu,
sehingga sampai saat ini banyak bank yang memasarkan sahamnya baik di
bursa lokal maupun di bursa-bursa dunia
1
28
2.7 Hipotesis
Dengan mengacu pada rumusan masalah, tinjauan teoritis dan
beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan maka hipotesis yang
diajukan adalah:
Ha : ada pengaruh antara profitabilitas dan likuiditas terhadap return
saham Bank di Bursa Efek Jakarta.
27
meningkat, maka dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang
dimiliki pemegang saham.
Likuditas menunjukkan kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Semakin besar likuiditas Bank maka semakin baik pula
kinerja jangka pendek Bank tersebut, sehingga investor dan nasabah Bank
tersebut akan semakin percaya kepada bank tersebut, hal tersebut akan
berimbas pada peningkatan harga saham, dan akan berakibat pada naiknya
return saham. Likuiditas sangat membantu bagi manajemen untuk mengecek
efisiensi modal kerja yang digunakan dalam perusahaan, juga penting bagi
pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari deviden dimasa yang
akan datang. (Munawir,1998:71)
Penelitian tentang hubungan rasio profitabilitas yang dikaitkan dengan
return saham antara lain dilakukan oleh Sunarto (2002) dengan judul
“Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur di BEJ” menunjukkan bahwa profitabilitas secara
signifikan berpengaruh positif terhadap return saham di bursa.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Syahib Natarsyah (2000)
menunjukkan bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif
terhadap harga saham di pasar sekunder. Hasil penelitiannya konsisten dengan
peneliti terdahulu
Berdasarkan uraian diatas maka hubungan antar variabel dalam
penelitian ini dapat dinyatakan dalam model sebagai berikut:
Profitabilitas
Likuiditas
RETURN
SAHAM
26
Dari pernyataan diatas maka profitabilitas dan likuiditas mempengaruhi
investor dalam menanamkan modalnya, sehingga berpengaruh juga pada
return saham
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham secara
langsung adalah:
1) Kondisi fundamental perusahaan
2) Hukum permintaan dan penawaran
3) Suku bunga
4) Kurs valas
5) Dana asing di bursa
6) Indeks harga saham
7) News and rumors
8) Deviden
9) Laba
10) Faktor lain
(Arifin,2001,110-128)
Profitabilitas menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan
laba. Jika kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba meningkat
maka hal ini akan menunjukkan daya tarik bagi investor dan calon investor
dalam menanamkan modalnya ke perusahaan. Jika permintaan saham
meningkat maka harga saham akan cenderung meningkat. Hal ini akan
berakibat pada naiknya return saham. Pernyataan tersebut sesuai dengan
pendapat Suad Husnan dalam bukunya “Dasar-dasar Teori Portofolio dan
Analisis Sekuritas” yang menyatakan bahwa apabila profitabilitas perusahaan
25
2.6 Kerangka Berpikir
Informasi yang diperlukan oleh para investor di pasar modal tidak
hanya informasi yang bersifat fundamental saja, tetapi juga informasi yang
bersifat teknikal. Informasi yang bersifat fundamental diperoleh dari kondisi
intern perusahaan, dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari luar
perusahaan, seperti ekonomi, polotik, finansial, dan faktor-faktor lainnya.
Informasi yang diperoleh dari kondisi intern perusahaan yang lazim
digunakan adalah informasi laporan keuangan. Informasi fundamental dan
teknikal tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk memprediksi return
bagi investor, resiko atau ketidakpastian, jumlah, waktu, dan faktor lain yang
berhubungan dengan aktivitas investasi pada modal. Dari laporan keuangan
tersebut investor akan memperoleh informasi tentang likuiditas, profitabilitas,
solvabilitas, dan rasio lain yang berhubungan dengan pasar.
Dengan berbekal proyeksi ekonomi yang lengkap, analis mulai menilai
kinerja suatu perusahaan dengan cara memproyeksikan pada lingkungan
bisnis, analisis ini mencakup evaluasi perusahaan mengenai:
1) Manajemen
2) Program riset dan pengembangan
3) Kekuatan finansial
4) Likuiditas
5) Hubungan perburuhan
6) Efisiensi dan kemampuan menghasilkan laba
7) Prospek pertumbuhan
8) Goodwill
(Sitompul , 2000:85)
24
investor dimasa datang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya
sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Return yang diperoleh dari pemilikan saham dapat berupa deviden
dan capital gain/loss. capital gain/loss adalah selisih lebih atau kurang
dari harga saham. Deviden digunakan untuk mengukur kinerja saham
berdasarkan deviden yang dibagikan, semakin besar deviden maka saham
tersebut semakin menarik bagi investor. Semakin tinggi harga saham
menunjukkan bahwa saham tersebut semakin diminati investor karena
dengan semakin tinggi harga saham akan menghasilkan capital gain yang
besar pula.
Return realisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah capital
gain /loss yang sering juga disebut actual return. Besarnya actual return
dapat dihitung dengan formula sebagai berikut.
1
( 1)

– –
=
t
t t
it P
P P
R
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.
P : Harga penutupan saham i pada periode t ( periode penutupan/
terakhir).
Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.
(Jogiyanto, 2000: 108)
23
2.5 Return Saham
a. Saham
Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam
pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan
atas perusahaan penerbitnya (Ang,1997:11). Saham juga berarti sebagai
tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan dalam suatu
perusahaan terbuka (Tjiptono Darmaji dan Hendi M. Fakhrudin, 2001:5).
Saham menarik bagi investor karena berbagai alasan. Bagi beberapa
investor, membeli saham merupakan cara untuk mendapatkan kekayaan
besar (capital gain) yang relatif cepat. Sementara bagi investor yang lain,
saham memberikan penghasilan yang berupa deviden.
Adapun jenis-jenis saham antara lain saham biasa (common stock)
saham preferen (preferren stock) dan saham komulatif preferen
(commulative preferren stock) (Riyanto, 1999:240).
b. Return Saham
Return merupakan pengembalian suatu hasil yang diperoleh dari
suatu infestasi. Return saham dibagi menjadi dua macam yaitu return
realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return
realisasi merupakan return yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan
data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja dari perusahaan. Return historis juga berguna sebagai
sebagai dasar penentuan return ekspektasi dimasa yang akan datang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
22
informasi ini juga membantu manager dalam mengawasi efisiensi modal kerja
yang digunakan dalam perusahaan, informasi ini juga dibutuhkan oleh kreditor
jangka panjang dan pemegang saham yang ingin mengetahui prospek dari
pembayaran deviden dan pembayaran bunga dimasa yang akan datang.
Suatu perusahaan dikatakan memiliki kondisi keuangan yang kuat
apabila mampu memenuhi:
1. Memenuhi kewajiban-kewajibanya tepat waktu
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk biaya operasional
3. Membayar bunga dan deviden yang dibutuhkan
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan
(Munawir, 1998;72)
Dalam penelitian ini yang diukur untuk mengukur likuiditas adalah infesting
policy ratio
Infesting policy ratio
Infesting policy ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajiban
kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang
dimilikinya, semakin tinggi IPR akan semakin tinggi likuiditas bank terhadap
deposannya. IPR dihitung dengan rumus :
x100%
total deposit
Securities
IPR =
(Abdullah,2004:269)
21
3) Dapat diuji kebenarannya, hasil-hasil akuntansi dibenarkan
oleh ukuran-ukuran yang independen, menggunakan metode
pengukuran yang sama.
4) Netral, informasi akuntansi diarahkan pada kebutuhan umum
dan bukan kebutuhan khusus pemakai.
5) Tepat waktu, dilakukan untuk menghindari keterlambatan
pembuatan keputusan ekonomi.
6) Dapat diperbandingkan, perbedaan-perbedaan seharusnya
tidak mengakibatkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
7) Kelengkapan, semua informasi yang memenuhi persyaratan
tujuan kualitatif lain harus dipaparkan.
2.3 Profitabilitas
Profitabilitas yaitu kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba
usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut (Riyanto, 1999:36).
Dalam penelitian ini yang akan dianalisis pengaruhnya terhadap return saham
adalah laba setelah pajak.
2.4 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan Bank dalam melunasi kewajiban yang
ditagih sewaktu-waktu (Rakub, 2003:58). Tidak hanya nasabah dan kreditor
saja yang membutuhkan informasi tentang likuiditas perusahaan, namun
20
2) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang
hubungan sumber daya bersih sebagai hasil dari aktivitasaktivitas
perusahaan yang menghasilkan profit dengan tujuan
untuk:
a) Menunjukkan tingkat kembalian deviden harapan bagi
investor.
b) Menunjukkan kemampuan operasi untuk membayar
kreditor dan pemasok.
c) Menyediakan informasi bagi manajemen untuk
perencanaan dan pengendalian.
d) Menunjukkan provitabilitas jangka panjang.
3) Menyediakan informasi keuangan yang dapat digunakan
untuk mengestimasi earning potensial perusahaan.
4) Menyediakan informasi lain yang dibutuhkan tentang
perubahan sumber daya ekonomi dan kewajiban.
5) Menyediakan informasi lain yang sesuai dengan kebutuhan
pemakai.
c. Tujuan kualitatif
Tujuan kualitatif dari laporan keuangan adalah:
1) Relevan, memilih informasi yang mungkin membantu
pemakai dalam pembuatan keputusan ekonomi.
2) Dapat dipahami, selain harus jelas informasi yang dipilih juga
harus dapat dipahami pemakai.
19
antar data keuangan perusahaan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas
perusahaan (Munawir, 1998:2).
Dalam SAK disebutkan bahwa laporan keuangan merupakan
bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang
lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan posisi keuangan, dan bagian lain yang integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan (IAI, 2002:07).
Jadi, dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan.
Tujuan laporan keuangan.
Tujuan laporan keuangan seperti dinyatakan dalam Bab 4
accounting principle board statemen No. 4 adalah (Riahi-Belkauli,
2000:126):
a. Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan secara wajar
sesuai prinsip akuntansi berterima umum, posisi keuangan, hasil
operasi dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
b. Tujuan umum laporan keuangan adalah :
1) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber
daya ekonomi dan kewajiban suatu usaha bisnis.
18
hanya broker yang dapat melakukan transaksi di lantai bursa
berdasarkan order dari investor.
Dengan sistem lelang kontinyu maksudnya harga transaksi
ditentukan oleh penawaran dan permintaan dari investor. Untuk sistem
manual harga penawaran terrendah (ask price) dan harga pembelian
tertinggi (bid price) dari investor diteriakkan oleh broker di lantai
bursa. Untuk sistem otomasi dengan JATS, broker memasukkan order
dari investor ke workstation JATS di lantai bursa. Kemudian akan
diproses oleh komputer dan akan menemukan harga transaksi yang
cocok dengan pertimbangan waktu urutan dari order. Sistem lelang ini
akan terus dilakukan selama jam kerja sampai ditemukan harga
kesepakatan.
PT. BEJ merupakan perusahaan swasta yang menyediakan
jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Untuk membiayai aktivitasnya,
salah satu sumber penghasilan BEJ adalah komisi dari broker akibat
terjadinya transaksi. Broker membayar komisi ke BEJ karena
menggunakan fasilitas yang disediakan oleh BEJ dan broker menerima
komisi dari investor karena melakukan order yang diinginkan investor.
2.2 Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
17
menyelenggarakan bursa. Karena 3 kebijakan inilah pasar modal
menjadi aktif untuk periode 1988 hingga sekarang.
Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah
bursa efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya
sebagai Jakarta stock exchange (JSX). Bursa efek terbesar setelah BEJ
adalah Bursa efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange
(SSX). Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
Era pasar modal di Indonesia dapat dibagi menjadi enam periode,
yaitu:
a. Periode pertama (1912-1942): periode jaman belanda
b. Periode kedua (1952-1960): periode orde lama
c. Periode ketiga (1977-1988): periode orde baru
d. Periode keempat (1988-1995): periode bangun dari tidur yang
panjang
e. Periode kelima (mulai 1995): periode otomatisasi
f. Periode keenam (mulai Agustus 1997): krisis moneter
2.1.5 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Jakarta
Transaksi perdagangan di BEJ menggunakan order-driven
market system dan sistem lelang kontinyu (continous auction system).
Dengan order-driven market sistem berarti bahwa pembeli dan penjual
sekuritas yang ingin melakukan transaksi harus melalui broker.
Investor tidak dapat langsung melakukan transaksi di lantai bursa,
16
Pada masa pemerintahan Orde Baru kepercayaan masyarakat
terhadap mata uang Rupiah mulai pulih. Tanggal 10 Agustus 1977
berdasar Keppres RI No. 52 tahun 1976 pasar modal diaktifkan
kembali dan go public nya di beberapa perusahaan. Perkembangan
pasar modal selama tahun 1977-1987 mengalami kelesuan meski
pemerintah telah memberikan fasilitas kepada perusahaan-perusahaan
yang memanfaatkan dana dari bursa efek.
Untuk menyempurnakan sistem pasar modal saat itu,
pemerintah mengeluarkan beberapa deregulasi yang berkaitan dengan
perkembangan pasar modal, paket kebijakan Desember 1987 (pakdes
87), paket kebijakan Oktober 1988 (pakto 88)dan paket kebijakan
Desember 1988 (pakdes 88).
PAKDES 87 merupakan penyederhanaan persyaratan proses
emisi saham dan obligasi, dihapuskannya biaya yang sebelum
dipungut oleh BAPEPAM, seperti biaya pendaftaran emisi efek.
Selain itu dibuka pula kesempatan bagi pemodal asing untuk membeli
efek maksimal 49% dari total emisi, serta menghapus batasan fluktuasi
harga saham di bursa efek.
PAKTO 88 ditujukan untuk sektor perbankan, namun
mempunyai dampak terhadap perkembangan pasar modal.
PAKDES 88 pada dasarnya memberikan dorongan yang lebih
jauh pada pasar modal dengan membuka peluang bagi swasta untuk
15
Hindia Belanda. Dengan demikian, dapat dikatakan pecahnya perang
Dunia II menandai berakhirnya aktivitas pasar modal pada jaman
penjajahan Belanda.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI,
tepatnya pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan
oleh pemerintah. Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali pasar
modal Indonesia. Diterbitkannya Undang-Undang Darurat No. 13
tanggal 1 September 1951 yang kemudian ditetapkan sebagai Undang-
Undang No. 15 tahun 1952 tentang bursa pemerintah RI membuka
kembali BEJ pada tanggal 31 Juni 1952. Penyelenggaraannya
diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek ( PPUE )
yang terdiri dari 3 bank negara dan beberapa makelar efek lainnya
dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Sejak itu bursa efek berkembang dengan pesat, meskipun efek
yang diperdagangkan adalah efek yang dikeluarkan sebelum Perang
Dunia II. Para pelaku pasar masih didominasi oleh pemodal asing dari
Belanda. Pada tahun 1958 mulai terjadi kemunduran bursa akibat
hubungan politik Indonesia-Belanda yang semakin memburuk. Dan
memuncak ketika semua perusahaan Belanda di Indonesia diambil
alih, sesuai dengan UU Nasionalisasi No 86 tahun 1958. Tingkat
inflasi yang tinggi ketika itu, makin mengurangi kepercayaan
masyarakat terhadap pasar uang dan pasar modal, juga terhadap
Rupiah yang mencapai puncaknya pada tahun 1966.
14
memulai perdagangan. Di tingkat Asia, bursa Batavia tersebut
merupakan yang tertua ke-4 setelah Bombay, Hongkong, dan Tokyo.
Pada masa-masa permulaan hanya terdapat 13 anggota bursa
yang aktif dan memperdagangkan saham serta obligasi
perusahaan/perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia serta
obligasi yang diterbitkan pemerintah (propinsi dan kotapraja),
sertifikat saham perusahaan-perusahaan Amerika yang diterbitkan
oleh pemerintah Belanda.
Perkembangan pasar modal di Batavia tersebut begitu pesat
sehingga menarik masyarakat kota lainnya. Untuk menampung minat
tersebut, pada tanggal 11 Januari 1925 di kota Surabaya dan 1 Agustus
1925 di kota Semarang resmi didirikan bursa. Perkembangan pasar
modal saat itu juga tidak terlepas dari tingginya permintaan rempahrempah
di Eropa. Hal ini menjadi daya tarik bagi para penanam modal
untuk berinvestasi di perusahaan-perusahaan perkebunan yang
mendominasi bursa pasar modal di Indonesia.
Pada permulaan tahun 1939, suhu politik di Eropa
menghangat. Melihat keadaan ini, pemerintah Hindia Belanda
mengambil kebijakan untuk memusatkan perdagangan efeknya di
Batavia serta menutup bursa di Surabaya dan Semarang namun pada
tanggal 17 Mei 1940 secara keseluruhan kegiatan perdagangan efek
ditutup dan dikeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa semua
efek-efek harus disimpan didalam bank yang ditunjuk oleh pemerintah
13
adanya penurunan nilai mata uang untuk menginvestasikan
dananya.
b. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan jangka
panjang dan jangka pendek sampai kekayaan tersebut dapat
dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu
tidak mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain.
c. Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)
Kekayaan yang disimpan dalam surat berharga, bisa dilikuidasi
melalui pasar modal dengan resiko yang lebih kecil dibandingkan
dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya
relatif murah dan lebih cepat.
d. Fungsi Pinjaman (Credit Function)
Pasar modal bagi suatu perekonomian Negara merupakan sumber
pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari
masyarakat. Perusahaan juga menjual obligasi di pasar modal
untuk mendapatkan dana dari masyarakat.
2.1.4 Pasar Modal Indonesia
Sekitar awal abad ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai
membangun perkebunan secara besar-besaran di Indonesia. Atas dasar
itulah maka pemerintah kolonial waktu itu mendirikan pasar modal
sebagai sarana penggalangan dana. Pada tanggal 14 Desember 1912,
Amserdame effectebueuers mendirikan cabang bursa efek di Batavia
bernama Vereniging voor de effectehandel ( bursa efek) dan langsung
12
keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi
permintaan dan penawaran modal.
Seberapa besar peranan pasar modal pada suatu Negara dapat
dilihat dari lima aspek berikut ini:
a. Sebagai fasilitas melakukan interaksi antara pembeli dengan
penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang
diperjualbelikan.
b. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk
memperoleh hasil (return) yang diharapkan.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual
kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk
berpartisipasi dalam perkembangan suatu perekonomian.
e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat
berharga. Karena biaya informasi ditanggung oleh semua pelaku
bursa, dengan demikian biayanya akan lebih murah.
Kelima aspek diatas memperlihatkan aspek mikro yang
ditinjau dari sisi kepentingan para pelaku pasar modal. Peranan pasar
modal dalam perekonomian nasional suatu Negara adalah sebagai
berikut:
a. Fungsi Tabungan (Saving Function)
Menabung dapat dilakukan di bawah bantal, celengan atau di
bank. Para penabung perlu memikirkan alternatif selain menabung
yaitu investasi. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar
modal memberi jalan yang begitu murah dan mudah, tanpa resiko
11
a. Pasar perdana (primary market)
Pasar perdana adalah penawaran dari perusahaan yang
menerbitkan saham (emiten) kepada investor selama waktu yang
ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut
diperdagangkan di pasar sekunder.
b. Pasar sekunder (secondary market)
Pasar sekunder didefinisikan sebagai perdagangan saham setelah
melewati masa penawaran pada pasar perdana.
c. Pasar ketiga (third market)
Pasar ketiga adalah tempat perdagangan saham atau sekuritas di
luar bursa (over the counter market). Di Indonesia bursa ketiga
disebut bursa paralel.
d. Pasar keempat (fourth market)
Pasar keempat merupakan bentuk perdagangan efek antar investor
atau dengan kata lain pengalihan saham di suatu pemegang saham
ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara pedagang
efek.
2.1.3 Peranan Pasar Modal
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara,
yang pada dasarnya peranan tersebut mempunyai kesamaan antara
satu negara dengan negara yang lain. Hampir semua negara di dunia
ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi
10
dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli
efek secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar yang
mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas jangka panjang baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri secara langsung atau
melalui wakil-wakilnya. Sedangkan tempat di mana terjadinya jual
beli sekuiritas disebut bursa efek. Oleh karena itu bursa efek
merupakan arti pasar modal secara fisik. Di Indonesia terdapat dua
bursa efek yaitu bursa efek Jakarta (BEJ) dan bursa efek Surabaya
(BES).
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif
untuk menarik dana dari masyarakat yang kemudian disalurkan ke
sektor-sektor produktif. Pasar modal juga dapat dikatakan sebagai
wadah yang dapat menghilangkan monopoli sumber modal dan
monopoli kepemilikan perusahaan.
2.1.2 Jenis Pasar Modal
Penjualan saham kepada masyarakat dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Umumnya penjualan dilakukan sesuai dengan jenis
ataupun bentuk pasar modal dimana sekuritas tersebut
diperjualbelikan. Jenis-jenis pasar modal tersebut ada beberapa macam
(Tandelilian, 2001: 31), yaitu:
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pasar Modal
2.1.1 Pengertian Pasar Modal
Secara formal pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar
untuk berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang
yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun perusahaan swasta (Husnan, 2000: 3).
Dalam Keppres No. 60 tahun 1998 pasal 1, yang dimaksud
pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk
mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang
dalam bentuk efek. Selanjutnya dalam Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan efek yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta
lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.
Menurut Ahmad (1996: 18) pasar modal adalah pasar abstrak
sekaligus pasar konkret dengan barang diperjualbelikan adalah dana
yang bersifat abstrak, dan bentuk konkretnya adalah lembar surat-surat
berharga di bursa efek. Sedang bursa efek menurut J. Bogem (dalam
Ahmad, 1996: 18) pasar modal adalah suatu sistem yang terorganisasi
36
plot menunjukan pola tertentu maka model regresi dinyatakan memiliki
gejala heterokedastisitas
c. Autokorelasi
Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model
regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
tertentu dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya. Autokorelasi
dapat terdeteksi dengan Durbin Watson Test.
d. Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal dengan menggunakan grafik
normal probability plot pada program SPSS. Jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
35
tidaknya gejala multikolinieritas dengan melihat harga VIF (Variance
Inflation Factor) melalui SPSS.
Untuk mengetahui adanya multikolinieritas menurut Santoso (2003:200)
dapat dilihat dari:
1) Besarnya VIF (Variance Inflation Vactor) dan Tolerance.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah
mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 dan mempunyai angka
Tolerance mendekati 1 ( tolerance=1 /VIF atau VIF=1/ tolerance ).
2) Besaran korelasi antar variabel independent
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliinieritas
adalah koefisien korelasi antar variabel independent haruslah
lemah (dibawah 0,5). Jika korelasi kuat, maka terjadi problem
multikolinieritas.
b. Heterokedastisitas
Uji heterokedaskisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain sama maka disebut homokedaskisitas dan jika varian
berbeda disebut heterokedaskisitas. Model regresi yang baik adalah jika
tidak terjadi heterokedaskisitas.
Agar di dalam model regresi didapat penaksir yang efisien baik dalam
sampel besar maupun kecil maka dilakukan uji heterokedastisitas. Melalui
SPSS dapat dilihat pola yang dihasilkan dari scater plot. Apabila scater
34
Hipotesis untuk uji t:
H0 : b1,b2=0, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara
parsial dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat
Ha : , 0 1 2 b b ¹ , artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat
Kriteria uji yang digunakan adalah :
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima
d. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terkait. Nilai
R2 berada antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 1 maka
variabel bebas hampir memberikan semua informasi untuk
memprediksi variabel terkait.
3.6 Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah penaksir dalam
regresi merupakan penaksir linier tak bias terbalik. Untuk membuktikannya
dilakukan uji terhadap multikolinieritas, outokorelasi , heterokedastisitas dan
normalitas.
a. Multikolinieritas
Multikolinieritas menunjukan adanya hubungan yang sempurna antar
variabel bebas yang terdapat dalam regresi. Untuk mengetahui ada atau
33
Di mana:
Fh : Harga statistik F
KRR : Kuadrat rata-rata regresi
KRS : Kuadrat rata-rata simpangan
Hipotesis untuk uji F:
H0 : b1=b2=0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas dan variabel terikat
Ha : 1 2 0 b ¹ b ¹ , artinya terdapat pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas dan variabel terikat
Kriteria uji yang digunakan adalah :
Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak
Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima
c. Uji t (secara parsial )
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel
bebas (likuiditas dan profitabilitas bank) secara parsial terhadap
variabel terikat (return saham ). Rumus uji t adalah sebagai berikut
tan ( )
( )
s dar error i
Koefisienregresi i
t hitung
b
= b
Untuk menentukan t tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar
5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-k) dan (k-1)
dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel termasuk
intersep.
32
3.5 Analisis Regresi
Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui apakah suatu persamaan
regresi yang dapat dihasilkan adalah baik untuk mengestimasi nilai
variabel dependent. Oleh karena itu diperlukan uji F dan t.
a. Uji-t
Rumus:
Sbi
bi
t =
Di mana:
bi : koefisien regresi
Sbi : Standard Error Estimasi
Kriteria untuk menguji hipotesis adalah:
H0 : b1, b2 = 0, artinya tidak ada pengaruh signifikan antara variabel
bebas dan variabel terikat.
Ha : b1, b2 ¹ 0, maka terdapat pengaruh signifikan antara variabel
bebas dan variabel terikat
b. Uji-F
Digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama
antara variabel bebas dan variabel terikat.
Rumus:
KRS
KRR
Fh =
31
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
a. Metode dokumentasi
Melalui metode dokumentasi didapat laporan keuangan bank yang
terdaftar di bursa efek Jakarta.
b. Metode studi pustaka
Pengumpulan data dengan membaca buku-buku, majalah, jurnal dan
sumber bacaan lain yang relevan
3.4 Metode Analisis Data
Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah maka
teknik analisis yang digunakan adalah tehnik analisis kuantitatif dengan
metode analisis regresi berganda sebagai berikut:
Y = a + b X + b X + e 1 1 2 2
Y = Return saham
X1 = IPR
X2 = Profit after tax
b1,b2 = Koefisien X1,X2
a = Konstanta
e = Kesalahan Penggangu
( Algifari, 2000: 85)
30
Sedangkan bank yang tidak termasuk dalam sampel penelitian adalah
bank Artha Niaga Kencana, Bank Bumiputera, Bank Eksekutif Internasional,
Bank Kesawan, Bank Mandiri, BRI, dan bank Swadesi.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian adalah:
a. Variabel Independen (X), terdiri dari:
– Likuiditas X1 yang diukur dengan Infesting policy ratio
– Profitabilitas X2 yang diukur dengan laba setelah dikurangi pajak.
x100%
total deposit
Securities
IPR =
b. Variabel Dependen (Y),terdiri dari:
– Return Saham. Yang dihitung dengan:
1
1( )

– –
=
t
t t
it P
P P
R
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.
P : Harga penutupan saham i pada periode t ( periode penutupan/
terakhir)
Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.
(Jogiyanto, 2000: 108)
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di
BEJ periode 2002-2003 dan berjumlah 26 bank.
Dalam penelitian ini sampel diambil secara purposive sampling yaitu
pengambilan sampel yang berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan
keperluan penelitian dimana kriteria tersebut harus dipenuhi oleh sampel.
Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah:
a. Bank tersebut menyampaikan laporan keuangan secara berturut-turut pada
tahun 2002-2003
b. Bank terdaftar di BEJ sebelum 2002
Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh sampel sebanyak 19 bank, berikut ini
disajikan data bank yang dijadikan objek penelitian
Tabel 3.1
Daftar bank yang dijadikan objek penelitian
NO BANK
NO
BANK
1 Bank Buana 11 BNI
2 BCA 12 Bank Niaga
3 Bank CIC 13 Bank NISP
4 Bank Danamon 14 BNP
5 Bank Danpac 25 Bank Pan Indonesia
6 Bank Global 26 Bank Permata
7 BII 17 Bank Pikko
8 Bank Lippo 18 Bank Victoria Intl
9 Bank Mayapada 19 Inter Pacific Bank
10 Bank Mega
5 5
investor pada bank tersebut. Dengan pengembangan usaha yang
dilakukan bank akan menambah sumber penghasilan bank dan
hasilnya akan dipetik investor pada masa datang dalam bentuk deviden
yang lebih besar maupun return saham yang lebih tinggi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian-penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Sunarto (2002) dan Syahib Natarsyah
(2000), hasil penelitian ini juga sejalan dengan teori Suad Husnan yang
menyatakan bahwa jika profitabilitas meningkat maka akan berdampak
pada peningkatan profitabilitas pemegang saham, juga sejalan dengan
teori Arifin yang menyatakan bahwa profitabilitas merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi return saham
5 4
berpengaruh terhadap return saham. Hal ini mungkin terjadi karena
investor mencari perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi
sehingga diharapkan dapat membagikan deviden yang tinggi pula hal
ini menyebabkan saham bank tersebut banyak dicari oleh investor yang
berimbas pada tingginya return saham bank tersebut.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa profitabilitas yang dimiliki
oleh bank sangat bervariasi, ada bank yang mencapai tingkat
profitabilitas tinggi, ada yang naik tajam, turun tajam, stabil bahkan
ada yang terus merugi. Dengan profitabilitas yang tinggi tersebut bank
akan memiliki nilai saham yang semakin tinggi karena pembagian
deviden akan semakin besar, hal ini akan berpengaruh terhadap return
saham bank tersebut karena saham bank tersebut kemungkinan besar
akan dicari oleh para investor.
Alasan lain investor mencari saham bank dengan profitabilitas
tinggi adalah karena apabila suatu bank memiliki profitabilitas tinggi
tentunya bank tersebut akan lebih mudah mengalokasikan dananya
untuk memperkuat posisi likuiditas, mengembangkan usaha dan
tentunya sebagian dibagikan kepada para pemegang saham dalam
bentuk deviden. Dengan posisi likuiditas yang kuat, para pemegang
saham akan merasa aman menginvestasikan dananya pada bank
tersebut karena bank tersebut akan memiliki dana yang cukup apabila
ada penarikan dana dalam jumlah besar. Sehingga sangat kecil
kemungkinan bank tersebut mengalami krisis likuiditas yang akan
sangat berpengaruh buruk terhadap investasi saham yang dilakukan
5 3
yang rendah maka bank tersebut akan sangat membutuhkan dana dan
salah satu cara untuk mempertahankan dana yang masih ada adalah
dengan tidak membagikan deviden kepada para pemegang saham. Hal
inilah yang akan dihindari oleh investor sehingga menjadikan return
saham bank rendah.
Penting bagi perusahaan untuk memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi sehingga perusahaan tersebut dapat membagikan deviden kepada
para pemegang sahamnya agar para pemegang saham tetap
mempunyai kesan baik terhadap bank tersebut. Perusahaan dengan
tingkat likuiditas yang tinggi kemungkinan besar akan membagikan
deviden dan bank yang memiliki likuiditas yang tinggi dianggap
memiliki prospek yang baik, keuntungan yang baik sehingga return
saham akan mengikuti naik turunnya likuiditas suatu perusahaan .
Hal ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Sitompul
(2000:85) yang menyebutkan bahwa likuiditas merupakan salah satu
dari 8 faktor yang mempengaruhi return saham, maupun Arifin
(2001:110-128) yang menyatakan bahwa likuiditas merupakan salah
satu dari faktor fundamental yang mempengaruhi return saham.
b. Profitabilitas terhadap return saham
Nilai t hitung untuk variabel profitabilitas sebesar 2,390 di
konsultasikan dengan t tabel sebesar 1,691 sehingga tampak bahwa t
hitung lebih besar daripada t tabel yang berarti bahwa profitabilitas
5 2
a. Likuiditas terhadap return saham
Nilai t hitung sebesar 2,405 dikonsultasikan dengan nilai t tabel
sebesar 1,691 sehingga tampak bahwa variabel likuiditas berpengaruh
terhadap return saham. Hal ini kemungkinan terjadi karena investor
mencari bank yang memiliki modal dan likuiditas kuat sehingga
apabila terjadi penarikan dana secara besar-besaran di bank tersebut,
bank tersebut mampu menyediakan dana sebesar yang diminta. Karena
investor ingin memastikan investasi mereka aman investor akan
mencari bank dengan tingkat likuiditas yang tinggi sehingga saham
bank yang memiliki likuiditas tinggi tersebut banyak dicari oleh
investor yang menyebabkan tingginya tingkat return saham bank
tersebut.
Pada tabel 4.1 terlihat bahwa tingkat likuiditas suatu bank
sangat bervariasi, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan suatu bank.
Ada berbagai alasan mengapa suatu bank memiliki tingkat likuiditas
rendah salah satunya adalah bank ingin mengembangkan usahanya
sehingga mereka tidak perlu mencari sumber dana dari luar dengan
menekan tingkat likuiditas mereka. Karena bila mereka ingin memiliki
likuiditas yang tinggi maka mereka harus memiliki dana cadangan
yang besar pula.
Alasan lain mengapa investor mencari bank dengan likuiditas
yang tinggi adalah investor ingin memastikan bahwa mereka akan
mendapatkan deviden, karena apabila suatu bank memiliki likuiditas
5 1
Berdasarkan hasil penghitungan SPSS pada Normal probability
plot dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan penghitungan analisis regresi berganda dengan
program SPSS seperti pada lampiran diperoleh regresi linear berganda
sebagai berikut:
Y= 26,396+0,677 X1 + 8,547 X2
Yang berarti bahwa:
1) Koefisien konstanta a = 26,369
Yang berarti bahwa jika likuiditas dan profitabilitas bank=0 maka
return saham sebesar 26,369 %
2) Koefisien regresi X1 ( likuiditas)
Jika X1 naik satu poin sementara X2 tetap maka return saham akan
naik 0,677%
3) Koefisien regresi X2 ( Profitabilitas)
Jika X2 naik satu poin sementara X1 tetap maka return saham akan
naik sebesar 8,547%
Pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat
adalah sebagai berikut :
5 0
Dari grafik scatterplot pada lampiran terlihat titik-titik
menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola yang jelas, serta
tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga
model regresi layak dipakai untuk memprediksi return saham berdasar
masukan variabel independennya.
c. Uji Autokorelasi
Penyimpangan asumsi model klasik yang ketiga adalah adanya
autokorelasi. Hal ini untuk mengetahui apakah model regresi yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menaksir nilai variabel dependen
pada nilai variabel tertentu.
Berdasarkan hasil penghitungan SPSS nilai uji Durbin Watson
yang diperoleh sebesar 1,842. tidak berada diantara D0 dan DL, yang
bernilai 1,416 sampai 1,530. Serta tidak berada pada nilai 4- D0 dan 4-
DL yang berada pada angka 2,37 sampai 2,583, nilai uji Durbin Watson
1,842 berada pada daerah yang tidak ada otokorelasi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada persamaan regresi tersebut tidak terdapat
autokorelasi.
d. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.
4 9
4.4. Evaluasi ekonometri
a. Uji Multikiolinieritas
Penyimpangan asumsi klasik yang pertama adalah adanya
multikolinieritas pada model regresi yang dihasilkan dalam menaksir
nilai-nilai variabel independen.
Berdasarkan analisis data pada bagian coefficient pada lampiran
diketahui untuk kedua variabel independen, angka VIF ada di sekitar
angka 1 yaitu 1,001 demikian juga nilai tolerance yang mendekati
angka 1 yaitu 0,999.
Pada analisis data bagian coeficient terlihat semua angka
korelasi antar variabel independen jauh di bawah 0,5 yaitu -0,33.
Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut tidak
terdapat multikolinieritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Penyimpangan model asumsi klasik yang kedua adalah adanya
heteroskedaskisitas. Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan
varian dari residual pengamatan yang satu ke residual pengamatan
yang lain. Jika varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedaskisitas, dan jika varian
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskedastisitas (Santoso,2000:208).
4 8
Nilai t hitung untuk X2= 2,390 dibandingkan dengan t tabel sebesar
1,691 dari data tersebut tampak bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung >
ttabel) yang berarti bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap
return saham bank di Bursa Efek Jakarta.
c. Koefisien determinasi
Dalam uji regresi linear berganda ini dianalisis pula besarnya
koefisien determinasi (R2) secara keseluruhan. Berdasarkan hasil
penghitungan SPSS seperti pada lampiran diperoleh hasil koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,241. Hal ini berarti bahwa presentase
kontribusi X1 dan X2 terhadap Y sebesar 24,1% sedangkan 75,9%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain likuiditas dan profitabilitas baik
faktor yang bersifat teknikal maupun fundamental yang tidak diungkap
dalam penelitian ini.
Koefisien determinasi sebesar 0,241 menunjukkan bahwa korelasi
atau hubungan antara return saham dengan likuiditas dan profitabilitas
adalah lemah karena angka tersebut dibawah 0,5. Selain koefisien
determinasi secara simultan dicari pula besarnya koefisien determinasi (r2)
parsialnya untuk masing-masing variabel bebas. Berdasarkan analisis data
pada lampiran pengaruh likuiditas(X1) secara parsial terhadap return
saham (Y) adalah 0,376 dikuadratkan menjadi 14,1%, sedangkan pengaruh
profitabilitas(X2) secara parsial terhadap return saham (Y) adalah 0,374
dikuadratkan menjadi 14%.
4 7
a. Uji simultan (Uji F)
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis, peneliti menggunakan uji
F yaitu untuk mengetahui sejauh mana variabel X1 dan X2 mampu
menjelaskan atau berkontribusi terhadap variabel return saham dengan
cara membandingkan Fhitung dengan Ftabel,. Berdasarkan perhitungan
komputer dengan program SPSS pada lampiran diperoleh Fhitung sebesar
5,566 sedangkan Ftabel pada taraf signifikan 5% sebesar 5,25 sehingga dari
hasil penghitungan tampak bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung >
Ftabel), sehingga menolak H0 dengan demikian likuiditas dan profitabilitas
berpengaruh terhadap return saham bank yang terdaftar pada Bursa Efek
Jakarta.
b. Uji parsial (uji t)
Untuk menguji kemaknaan koefisien parsial digunakan uji t.
Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung
masing-masing koefisien regresi dengan nilai t tabel ( nilai kritis ) sesuai
dengan taraf signifikansi yang digunakan.
Berdasarkan penghitungan dengan program SPSS pada komputer
seperti pada lampiran diperoleh t hitung untuk X1 adalah 2,405 kemudian
thitung untuk X2 sebesar 2,390 sedangkan t tabel pada taraf signifikan 5%
sebesar 1,691. nilai t hitung untuk X1 adalah 2,405 dibandingkan dengan ttabel
sebesar 1,691 dari data tersebut tampak bahwa t hitung lebih besar dari t tabel
(t hitung>t tabel) yang berarti bahwa variabel likuiditas berpengaruh terhadap
return saham bank pada Bursa Efek Jakarta.
4 6
Yang berarti bahwa:
1) Koefisien konstanta a = 26,369
Yang berarti bahwa jika likuiditas dan profitabilitas bank=0 maka return
saham sebesar 26,369 %
2) Koefisien regresi X1 ( likuiditas)
Jika X1 naik satu poin sementara X2 tetap maka return saham akan naik
0,677%
3) Koefisien regresi X2 ( Profitabilitas)
Jika X2 naik satu poin sementara X1 tetap maka return saham akan naik
sebesar 8,547%
Analisis statistik yang digunakan adalah Uji F, Uji T, koefisien
determinasi (R2) pada tahap selanjutnya dilakukan evaluasi ekonometri
untuk menguji model regresi yang digunakan.
Tabel 4.4
Ringkasan perhitungan analisis regresi berganda
Keterangan Nilai
Konstanta
Koefisien X1( Likuiditas)
X2 (Profitabilitas)
Fhitung
R2
t hitung X1 (Likuiditas)
X2 (Profitabilitas)
r2 X1 (Likuiditas)
X2 (profitabilitas)
26,396
0,677
8,547
5,566
0,241
2,405
2,390
0,141
0,14
4 5
Pada tabel 4.3 mengenai return saham bank pada tahun 2002-
2003 terlihat jelas perkembangan return saham bank pada tahun
tersebut, dimana pada tahun tersebut perbankan Indonesia sedang
berusaha bangkit dari masa krisis pada akhir era 1990 an. Pada tahun
2002, sebagian bank yang kami teliti mengalami return saham yang
positif, hanya ada tujuh bank (37%) yang mengalami return saham
negatif yaitu Bank CIC, Bank Danpac, Bank Niaga, Bank Pan
Indonesia, Bank Permata, Bank Pikko dan Inter Pacific Bank.
Sementara bank yang mencapai return saham paling tinggi adalah
Bank Lippo.
Sementara pada tahun 2003, 53% bank mengalami
peningkatan return saham dan hanya tiga (16%) bank yang
mengalami return saham negatif, yaitu Bank Buana, Bank Global
dan Bank NISP. Sedangkan bank yang mengalami return saham
negatif pada tahun 2002 dapat mencapai return saham positif
kenaikan return saham paling fenomenal dicapai oleh Inter Pacific
Bank setelah mengalami return saham negatif pada tahun 2002, pada
tahun 2003 bank tersebut mengalami kenaikan yang signifikan.
4.3. Analisis Statistik
Dalam penelitian ini yang menggunakan bantuan komputer program
SPSS dapat diperoleh regresi linear berganda
Y= 26,396+0,677 X1 + 8,547 X2
4 4
masyarakat dapat memperoleh laba yang cukup besar seperti BCA,
BNI dan Bank Buana.
Pada tahun 2003 63% bank yang mengalami peningkatan
laba dan hanya 2 bank yang mengalami kerugian yaitu bank CIC
Intl, dan Bank Lippo. Kenaikan laba terbesar dialami oleh bank
permata.
4.2.3. Return Saham
Data mengenai return saham bank pada tahun 2002-2003
dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.3
DATA RETURN SAHAM BANK DI BEJ TAHUN 2002 2003
NO BANK
RETURN SAHAM
2002
RETURN SAHAM
2003
P0 P1 Y P0 P1 Y
1 Bank Buana 900 1425 58% 675 550 -19%
2 BCA 1950 2500 28% 2250 3325 48%
3 Bank CIC 140 75 -46% 70 125 79%
4 Bank Danamon 275 350 27% 800 2025 153%
5 Bank Danpac 600 450 -25% 500 500 0%
6 Bank Global 90 120 33% 110 105 -4%
7 BII 20 50 15% 45 110 144%
8 Bank Lippo 45 260 478% 215 450 109%
9 Bank Mayapada 120 135 13% 135 135 0%
10 Bank Mega 850 1000 18% 1000 1150 15%
11 BNI 105 110 5% 95 1300 1268%
12 Bank Niaga 55 35 -36% 35 35 0%
13 Bank NISP 220 400 45% 425 365 -14%
14 BNP 650 675 4% 675 725 7%
15 Bank Pan Indonesia 255 180 -29% 170 285 68%
16 Bank Permata 40 25 -38% 20 30 50%
17 Bank Pikko 300 185 -38% 175 200 14%
18 Bank Victoria Intl 25 35 4% 50 50 0%
19 Inter Pacific Bank 80 10 -88% 15 120 700%
4 3
Tabel 4.2
DATA PROFITABILITAS BANK DI BEJ TAHUN 2002-2003
NO BANK PROFITABILITAS
%Kenaikan/
penurunan
PROFIT AFTER TAXES
2002 2003
1 Bank Buana 259.900 251.248 -33%
2 BCA 3.129.291 2.541.631 -18,5%
3 Bank CIC -125.521 -624.803 -398%
4 Bank Danamon 722.9 948.034 31%
5 Bank Danpac 12.316 9.016 -26.8%
6 Bank Global -12.342 12.99 105%
7 BII -4.130.540 4.376 100%
8 Bank Lippo 270.569 -506.455 -287%
9 Bank Mayapada -21.379 6.594 131%
10 Bank Mega 28.524 180.302 532%
11 BNI 1.756.660 2.508.046 43%
12 Bank Niaga 200.18 141.119 29,5%
13 Bank NISP 71.893 92.916 29%
14 BNP 18.238 18.245 0,0004%
15 Bank Pan Indonesia 2.207 100.809 447%
16 Bank Permata 5.388 808.211 1490%
17 Bank Pikko 13.345 7.549 -43%
18 Bank Victoria Intl -1.259.177 6.139 100%
19 Inter Pacific Bank 24.484 3.735 -85%
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Besarnya profit
bank sangatlah fluktuatif dan bukan hanya dipengaruhi oleh modal
kerja bank yang besar, namun juga dipengaruhi oleh banyak hal baik
yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Pada tahun 2002 ada 26% bank mengalami kerugian, namun banyak
juga bank yang mendapat laba yang cukup besar, kebanyakan bank
mengalami kerugian karena tidak mampu menutup biaya operasional
bank tersebut. Sedangkan bank-bank besar yang dipercaya
4 2
tahun 2002 ada 36% bank yang memiliki likuiditas dibawah 5%
seperti Bank Nusantara Parahiangan yang memiliki investing policy
ratio hanya 0.5% namun keuntungan mereka mencapai 18,238
miliar, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa BNP lebih
mengutamakan untuk mendapatkan laba daripada memperkuat posisi
likuiditas perusahaan. Hal ini berbeda dengan Bank Global yang
lebih mengutamakan posisi likuiditas mereka sehingga mereka
menderita rugi yang cukup besar. Namun ada juga bank yang
memiliki likuiditas dan profitabilitas yang seimbang dikarenakan
posisi keuangan mereka yang kuat seperti Bank Buana dan BCA.
Pada tahun 2003 ada 44% bank yang meningkatkan likuiditasnya
termasuk BNP yang meningkatkan likuiditasnya hingga 10%, hal
tersebut juga dilakukan oleh Bank Mayapada yang berakibat Bank
tersebut mengalami kerugian. Pada tahun 2003 Bank Buana dan
BCA menurunkan likuiditas mereka dengan memindahkan dana
mereka untuk melakukan investasi maupun pengembangan agar
mendapatkan peningkatan laba. Hal yang menarik adalah posisi
likuiditas Bank Victoria Internasional yang mengalami peningkatan
tingkat likuiditas diatas 200%
4.2.2. Profitabilitas
Pada tabel 4.2 ditampilkan data mengenai profitabilitas bank pada
tahun 2002-2003
4 1
4.2. Deskripsi Variabel
4.2.1. Likuiditas
Dalam tabel 4.1 berikut ini akan kami sajikan data likuiditas bank di
BEJ tahun 2002-2003
Tabel 4.1
DATA LIKUIDITAS BANK DI BEJ TAHUN 2002- 2003
TAHUN 2002 TAHUN 2003
NO BANK LIKUIDITAS LIKUIDITAS
SECURITIES
TOTAL
DEPOSIT
INVESTING
POLICY
RATIO SECURITIES
TOTAL
DEPOSIT
INVESTING
POLICY
RATIO
1 Bank Buana 7.441.569 10.968.927 68% 6.863.839 10.968.927 62%
2 BCA 62.439.765 90.433.035 69% 53.223.884 103.902.961 53%
3 Bank CIC 2.300.146 400.972 57.40% 3.399.027 3.137.786 108%
4 Bank Danamon 2.462.692 39.799.052 6% 3.558.481 34.898 240 10%
5 Bank Danpac 17.674 572.113 3% 33.536 725.142 5%
6 Bank Global 481.279 750.474 64.10% 871.745 1.282.367 68%
7 BII 569.935 24.986.957 2% 647.128 29.222.246 2%
8 Bank Lippo 907.434 20.027.996 4% 816 200 22.664.887 4%
9 Bank Mayapada 281 1.309.216 0.20% 281 1.910.631 0.10%
10 Bank Mega 1.289.845 10.115.151 12% 600.053 9.941.328 6%
11 BNI 4.666.612 100.474.707 4.60% 4.281.313 96.990.299 4%
12 Bank Niaga 1.117.902 17.279.102 6.50% 1.034.705 17.905.808 6%
13 Bank NISP 1.214.417 4.7437.536 25% 1.1217.810 7.489.131 15%
14 BNP 8.878 1.498.215 0.50% 141.171 1.430.363 10%
15
Bank Pan
Indonesia 957.807 17.461.991 5.40% 1.690.223 11.000.829 15%
16 Bank Permata 12.269.847 21.449.386 5.50% 13.476.870 21.894.456 62%
17 Bank Pikko 332.874 860.168 40% 663.488 1.627.634 40%
18
Bank Victoria
Intl 1.087.430 1.200.124 90% 753.198 1.361.640 55%
19
Inter Pacific
Bank 151.144 650.005 251% 188 760 25.098 726%
( Sumber: Laporan Keuangan Bank )
Berdasarkan laporan keuangan bank diatas, penulis
menyampaikan data likuiditas bank tahun 2002-2003 yang dihitung
melalui investing policy ratio, investing policy ratio setiap bank
berbeda-beda tergantung dari kebijakan dari bank tersebut.pada
4 0
Bank Umum, Bank Tabungan Negara dan Bank Pembangunan.
Disamping itu banyak juga Bank-bank Swasta Nasional maupun
Bank Swasta Asing. Terakhir saat sekarang kita kenal jenis Bank
berdasarkan UU RI tentang perbankan No. 10 Tahun 1998 yang
merupakan perubahan dari UU No. 7 Tahun 1992 yaitu : Bank
Indonesia (Sentral) bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR). Khusus Bank Indonesia diatur lebih rinci dalam UU RI No.
23 Tahun 1999.
4.1.2 Pengertian Bank dan Lembaga Keuangan Lain
Menurut surat Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No 79 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua badan
yang kegiatannya dibidang keuangan, melakukan penghimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai
investasi perusahaan. Walaupun dalam batasannya hanya untuk
investasi, tetapi dalam kenyataannya dapat dimanfaatkan untuk
berbagai kegiatan seperti distribusi barang jasa dan konsumsi.
Lembaga keuangan dibagi menjadi dua kelompok yaitu bank (bank
sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat) dan lembaga keuangan
bukan bank termasuk leasing, pegadaian, asuransi, dana pensiun.
3 9
wesel berjangka pendek, sedang kredit laut termasuk kredit yang
berjangka panjang.
Dinamika dalam kehidupan ekonomi yang terus bergerak
maju, perkembangan perbankan selalu mengikutinya. Namun suatu
kegiatan perbankan tidak dapat lepas dari permasalahan terutama
cara pengaturan sistem keuangan yang terkait dengan mekanisme
penentuan jumlah uang yang beredar dalam masyarakat. Muncullah
beberapa paham seperti paham merkantilisme dan paham liberalisme
ekonomi yang menjawab permasalahan tersebut di atas.
Bagaimana perkembangan perbankan di Indonesia ?
Kita awali jaman penjajahan Belanda, terdapat beberapa bank
yang dibentuk oleh pemerintah belanda seperti : 1) De Javanche
N.V.; 2) De Post Paar Bank; 3) Nederland Handles Moatschappij
(NHM); 4) Nasional Handles Bank (NHB); 5) De Segemene Volks
Crediet Bank dan 6) De Escomto Bank N.V. Disamping itu terdapat
pula bank-bank milik pribumi, China, Jepang dan Eropa lainnya,
antara lain : Bank Nasional Indonesia, NV Bank Bumi, Batavia
Bank, The Bank of China dll.
Pada Zaman Kemerdekaan, beberapa bank Belanda di
nasionalisir oleh pemerintah Indonesia, antara lain : Bank Negara
Indonesia 1946, Bank Dagang Negara, Bank Rakyat Indonesia, Bank
Dagang Nasional dll. Kemudian berdasarkan Undang-Undang No.
14 Tahun 1967 tentang perbankan, di Indonesia ada Bank Sentral,
3 8
Pada abad ke 16 era perbankan modern mulai dilakukan di
Inggris, Belanda dan Belgia. Para tukang emas bersedia juga
menerima uang logam (emas dan perak untuk di simpan). Penyimpan
emas memperoleh tanda bukti penyimpanan dengan syarat yang
disebut Goldsmith’s Noot yang dapat digunakan sebagai alat
pembayaran. Kemudian tukang emas bersedia mengeluarkan
Goldsmith’s Noot tanpa didukung cadangan emas atau perak dan
diterima oleh masyarakat sebagai alat pembayaran yang sah terutama
dalam transaksi jual beli. Mulai saat itulah cikal bakal muncul uang
kertas. Banyak masyarakat yang terlibat dalam kegiatan perbankan
seperti konsumen, produsen, para raja-raja serta organisasi gereja.
Untuk memperlancar transaksi jangka pendek maupun jangka
panjang lembaga-lembaga keuangan menjadi semakin penting
keberadaannya karena menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas
pembayarannya.
Pada awal era perbankan modern, pengaturan kredit dikenal 3
macam yaitu : perjanjian penjualan wesel dan pinjaman kontan. (J.
Sri Susilo dkk, 2000: 2). Perjanjian penjualan khusus untuk
membantu pembelian hasil-hasil panen dan membantu para
produsen. Wesel (bill of exchange) digunakan untuk pengiriman ke
luar negeri. Sedang pinjaman laut untuk para pembuat kapal.
Terakhir ini seperti KMKP yang pernah dilakukan/diberikan oleh
pemerintah Indonesia pada para pengusaha. Kredit penjualan dan
3777
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Sejarah Perkembangan Lembaga Keuangan
Sejarah mencatat asal mula adanya kegiatan perbankan sejak
jaman Babylonia, Yunani dan Romawi kemudian berkembang di
Asia Barat. (kurang lebih tahun 2000 sebelum Masehi). Pada waktu
itu praktek perbankan didominasi dengan transaksi peminjaman
emas dan perak pada kalangan pengusaha. Bank yang melakukan
praktek pinjam meminjam emas dan perak dikenal dengan nama
Temples of Babylon. Perkembangan selanjutnya (± tahun 500
sebelum Masehi) praktek perbankan menerima simpanan uang dari
masyarakat dan menyalurkannya pada para pengusaha. Bank
menarik biaya sebagai balas jasa pada masyarakat dan pengusaha.
Praktek perbankan tersebut disusul oleh Yunani dikenal
dengan nama Greek Tample yang menerima simpanan dan
meminjamkan uang pada masyarakat dengan menarik biaya
penyelenggaraannya. Perkembangan perbankan lebih lanjut, usaha
bank melayani masyarakat sudah lebih luas, selain sebagai tempat
simpanan dan memberi kredit juga deposito berjangka dan transfer
dana.
57
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Hendaknya perusahaan meningkatkan likuiditas dan profitabilitasnya
apabila ingin menarik investor untuk menanamkan saham pada bank
tersebut.
2. Mengingat kecilnya prosentase pengaruh likuiditas dan profitabilitas yang
hanya 24,1% maka diperlukan penelitian lanjutan yang meneliti faktorfaktor
yang mempengaruhi return saham seperti Kondisi fundamental
perusahaan, Hukum permintaan dan penawaran, Suku bunga, Kurs valas,
Dana asing di bursa, Indeks harga saham, News and rumors, Deviden dan
berbagai Faktor lain.
3. Sebaiknya masyarakat menabung di bank yang memiliki likuiditas yang
baik sehingga ketika akan menarik dana secara tunai dari bank tidak
mengalami kesulitan.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Likuiditas dan profitabilitas berpengaruh terhadap return saham pada bank
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003. Besarnya
pengaruh yang diberikan oleh variabel likuiditas dan variabel profitabilitas
terhadap return saham sebesar 24,1% sedangkan 75,9% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain selain likuiditas dan profitabilitas baik faktor yang
bersifat teknikal maupun fundamental yang tidak diungkap dalam
penelitian ini. Secara parsial variabel likuiditas berpengaruh sebesar 14,1%
terhadap return saham, sedangkan variabel profitabilitas berpengaruh
sebesar 14% terhadap return saham.
2. Variabel likuiditas mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap return
saham dibandingkan dengan variabel profitabilitas.
5 9
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan Statistika Parametrik. Jakarta : PT Elek
Media Komputindo Gramedia
Santoso, Singgih. 2003. SPSS 11.00 For Windows. PT Elekmedia Komputindo
Gramedia
Sitompul, Anwar. 2000. Pasar Modal (Penawaran Umum Dan Masalahnya).
Bandung: Citra Aditya Bhakti.
Sunarto. 2001. Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Return
Saham Perusahaan Manufaktur Di BEJ. Gema Stikubank. Edisi 33;
No 3 Hal. 63-82
Tandelilian, Eduardus. 2001.Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE
5 8
DAFTAR PUSTAKA
Abdulah, Faisal. 2004 Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja
Keuangan Bank). Malang:UMM Press
Ahmad, Kamaruddin. 1996. Dasar-Dasar Manajemen Modal Kerja. Jakarta:
Rineka Cipta
Algifari. 2000. Analisis Regresi Teori Kasus Dan Solusi. Yogyakarta: BPFE
Arifin, Ali. 2001. Membaca Saham. Yogyakarta : Andi Offset
Ang, Robert. 1997. Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia
Arikunto, Suharsimi.1996, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: Rineka cipta
Belkauli. 2000. Teori Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.
Darmaji, Tjiptono dan Fakhrudin. 2001. Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat
Fabozzi. 2001. Manajemen Investasi. Jakarta : Salemba Empat
Husnan, Suad. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UMP YKPN.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat
Jogiyanto. 2000. Analisis Sekuritas Dan Analisis Portofolio. Yogyakarta: BPFE
Munawir. 1998. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE
Natarsyah, Syahib. 2000. Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental
Dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham.Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Indonesia. Volume 15. No 3, Juli. Hal. 394-412.
Rakub, Niswatin. 2003. Kelembagaan Perbankan. Semarang: IKIP Press
Riyanto, Bambang.1999. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE

  1. No comments yet.
  1. July 31, 2015 at 1:33 am

Leave a comment