Home > Akuntansi Islam > PANDANGAN PARA AHLI MUSLIM TENTANG EKSISTENSI AKUNTANSI YANG BERPARADIGMA SYARIAH ISLAMIYAH I

PANDANGAN PARA AHLI MUSLIM TENTANG EKSISTENSI AKUNTANSI YANG BERPARADIGMA SYARIAH ISLAMIYAH I


Pengertian Akuntansi dalam Konsep Islam

Dalam istilah islam yang menggunakan istilah arab, akuntansi disebut sebagai Muhasabah. Secara umum muhasabah memiliki 2 pengertian pokok yaitu: Muhasabah dengan arti musa’alah (perhitungan) dan munaqasyah (Perdebatan) . Proses musa-alah bisa diselesaikan secara individual atau dengan perantara orang lain, atau bisa juga dengan perantara malaikat, atau oleh allah sendiri pada hari kiamat nanti. Muhasabah dengan arti pembukuan/pencatatan keuangan seperti yang diterapkan pada masa awal munculnya islam. Juga diartiakan dengan penghitungan modal pokok serta keuntungan dan kerugian.

Muhasabah pun berarti pendataan, pembukuan, dan juga semakna dengan musa’alah (perhitungan) , perdebatan, serta penentuan imbalan/balasan seperti yang diterapkan dalam lembaga-lembaga negara, lembaga baitul maal, undang-undang wakaf, mudharabah, dan serikat-serikat kerja.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa pengertian akuntansi (muhasabah) didalam islam adalah:

1.Pembukuan keuangan

2.Perhitungan, perdebatan, dan pengimbalan

Kedua makna ini saling terkait dan sulit memisahkannya, yaitu sulit membuat perhitungan tanpa adanya data-data, dan juga data-data menjadi tak berarti tanpa perhitungan dan perdebatan.

Akutansi Islam atau Akutansi Syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akutansi dalam menjalankan syariah Islam, misalnya mendefinisikan Akutansi Islam sebagai berikut:

Postulat, standar, penjelasan dan prinsip akutansi yang menggambarkan semua hal…sehingga akutansi Islam secara teoritis memiliki konsep, prinsip, dan tujuan Islam juga. Semua ini secara serentak berjalan bersama bidang ekonomi, social, politik, idiologi, etika, kehidupan, keadilan dan hukum Islam. Akutansi dan bidang lain itu adalah satu paket dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain,.”

Sesuai dengan penjelasan Akutansi dalam bahasa Arab disebut Muhasabah terdapat 48 kali disebut dalam Alquran.

Kata Muhasabah memiliki 8 pengertian :

  1. Yahsaba yang berarti menghitung, to compute, atau mengukur atau to mensure.
  2. Juga berarti pencatatan dan perhitungan perbuatan seseorang secara terus menerus
  3. Hasaba adalah selesaikan tanggung jawab
  4. Agar supaya bersifat netral
  5. Tahasaba berarti menjaga
  6. Mencoba mendapatkan
  7. Mengharapkan pahala diakhirat.
  8. Menjadikan perhatian atau mempertanggungjawabkan

Dari pengertian di atas  dapat dinyatakan bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa.

Pendorong munculnya akuntansi syariah

Ada beberapa faktor yang mendorong munculnya Akuntansi Islam :

  1. Meningkatnya religiousity (rasa keberagamaan) masyarakat.
  2. meningkatnya tuntutan kepada etika dan tanggung jawab sosial yang selama ini nampak diabaikan oleh akuntansi konvensional.
  3. semakin lambannya akuntansi konvensional mengantisipasi tuntutan masyarakat khusunya mengenai penekanan pada keadilan, kebenaran dan kejujuran.
  4. kebangkitan Islaam khususnya kaum terpelajr yang merasakan kekurangan yang terdapat dalam kapitalisme barat. Kebangkitan Islam terasa setelah beberapa negara yang penduduknya beragama Islam, merdeka lima puluh tahun yang lalu seperti Mesir, Arab Saudi, India (Pakistan dan Bangladesh), Iran, Irak, Indonesia, Malaysia, dan lain sebagainya. Negara baru ini tentu siap dengan pembangunan SDM-nya dan lahirlah penduduk muslim yang terpelajar dan mendapatkan ilmu dari barat. Dalam akulturasi ilmu ini maka pasti ada beberapa kontradiksi dan disinilah ia bersikap. Dan mulai merasakan perlunya digali keyakinan akan agamanya yang dianggapnya komprehensif. Sehingga dalam akuntansi lahirlah ilmu Akuntansi Islami ini.
  5. perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri yang berproses dan berevolusi mencari kesempurnaan.
  6. kebutuhan akan sistem akuntansi dalam lembaga bisnis syari’ah seperti Bank, Ausransi, Pasar Modal, Perdagangan dan lain-lain.
  7. kebutuhan yang semakin besar pada norma perhitungan zakat dengan menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagi dasar perhitungan.
  8. kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban dan pengawasan harata ummat misalya dalam Baitul Maal kekayaan milik umat Islam (wakaf) atau organisasinya.

Sejarah Akuntansi di Kalangan Orang Arab Pra Islam

Ketika berbicara tentang sejarah akuntansi di kalangan orang Arab, maka yang dimaksud adalah masa yang berakhir dengan hijrahnya Rasulullah SAW, dari Makkah ke Madina tahun 622 M, yang setelah itu dimulailah sejarah Islam. Pada masa sebelum berdirinya negara Islam, bangsa Arab terpecah-pecah, tidak disatukan oleh satu sistem poplitik, kecuali tradisi kekabilahan yang dominan. Sekalipun demikian, mereka memiliki pasar dan tempat aktivitas perdagangan di dalam negeri maupun di luar negeri, yang tercermin dalam dua perjalanan di musim dingin dan di musim panas, yaitu ke negeri Syam dan ke negeri Yaman.

Nubuwwah Rasul Muhammad SAW berawal pada tahun 609 M. Dan beliau selama tiga belas tahun tinggal di Makkah sampai berhijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Dengan hijrahnya Rasul Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, mulailah tahun Hijtiyah menjadi kalender Islam yang didasarkan pada peredaran bulan, sedangkan kalender masehi berdasarkan pada peredaran matahari.

Kehidupan bangsa Arab di negeri antara dua sungai pada masa lampau telah mencapai tingkat kehidupan yang makmur. Hal ini berpengaruh terhadap akuntansi yang ada dikalangan orang Arab, yaitu konstruksi kehidupan sosial di negeri Rafidin atau yang dikenal dengan nama neggeri anatara da sungai mulai berbuat untuk melayani kebutuhan merekan dalam bidang perdagangan dan industri yang maju saat itu. Ensiklopedi Britanian menunjukkan bahwa negeri Rafidin juga dikenal dengan nama Jaziratul Arabiyah.

Kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial serta keterkaitannya dengan penemuan tulisan dalam kapasitasnya sebagai sesuatu yang penting yang sangat dibutuhkan oleh keadaan pada saat itu, medorong salah seorang peneliti untuk mengatakan bahwa orang-orang Finiqiya pernnah menggunakan huruf paku yang pernah digunakan di negeri Rafidin, namun setelah itu mereka menemukan huruf-huruf khas mereka yang kemudian digunakan oleh orang Yunani. Huruf – Finiqiyah ini memiliki karakter tersendiri, menarik, ditulis dari arah kanan ke kiri.

Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perkembangan dan kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial berimplikasi pada penemuan tulisan, dan tulisan dengan perannya berimplikasi pada peletakan batu dasar bagi akuntansi. Semuanya ini terjadi di wilayah tersebut yang merupakan bagian dari dunia Arab. Dan tdak mustahil hal seperti itu terjadi pula di wilayah yang lain dari dunia Arabm di samping negeri antara dau sungai. Namun sampai sekarang, berbagai ekskavasi tidak menunjukkan hal itu, atau dalam bentuk yang lebih rinci lagi tidak ada seorang pun yang mempelajari ekskavasi itu dari segi perdagangan dan akuntansi, khususny dalam hal yang berkaitan dengan Yaman dan masa-masa keemasan yang dialaminya.

Tulisan Sumariyah termasuk bentuk tulisan yang terdahulu secara umum, karena tulisan Mishiriyah (Mesir)  muncul setelah itu. Kedua bentuk tulisan itu yaitu Sumariyah dan Mishiriyah terbentu dari rumus-rumus sesuatu dan dikenal dengan nama pictographic yaitu tulisan dalam bentuk gambar.

Demikian pula buku akunansi yang digunakan di Sumar dan Babilonia, yang sifatnya mengandung hitungan berimbang (neraca), menurut pemikiran James Snyder mungkin dikategorikan sebagai sistem Sumariyah untuk sistem Al-Qaidul Muzdawaj (Double Entry Bookeeping).

Penduduk negeri antara dua sungai telah menggunakan papan tulis tembikar y aang bertuliskan denga huruf paku untuk mencatat hitungan mereka. Meskipun sederhana itu sudah cukup dan sesuai dengan kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan sosial. Babilonia telah dikenal dengan pekerjaan penukaran uang sejak masa yang tidak dikenal sampai abad IV SM.

Tujuan dari penggunaan akntansi di kalangan orang Arab adalah untuk mengukur keuntungan. Keadaan seperti ini terus berlangsung sampai munculnya nega Islam pada tahun 1 H atau 622 M. Adapun akuntansi sebagai sarana pembantu dalam pengambilan keputusan belumlah difungsikan sampai munculnya negara Islam. Bagi orang-orang Arab pra Islam, perhitungan keuntungan dilakukan dengan cara mengetahui kelebihan pada modal murni antara awal dan kahir (saldo akhir) masa perdagangn. Bagi orang-orang Arab Hijaz, keuntungan dihitung dua kali: pertama setelah perjalanan dagang ke Yaman pada musim dingin, dan kedua setelah perjalanan dagang ke Syam pada musim panas. Tampaknya, karena minimnya bukti yang ada yang menjelaskan tentang sejarah akuntansi di dunia Arab seperti Babilonia, oarng Arab pra – Islam tidak memberikan perhatian terhadap pencatatan penemuan mereka dan perkembangan kehidpan mereka. Mereka menyebarkan pengetahuan kepada para generasi secara lisan, dari orang ke orang. Orang Arab memiliki keistimewaan dalam hal kekuatan hafalan dan daya tangkapnya. Hal seperti ini terus berlangsung sampai pada awal masa Islam. Namun, dengan tumbuhnya negara Islam, hal ini mengalami perubahan yang cepat, karena pencatatan penemuan dan ilmu mulai perannya, yaitu berawal dari pencatatan hadits Rasulullah Muhammad SAW.

Akuntansi Zaman Nabi Yusuf as.

Jika kita kaji kembali kisah-kisah para nabi di Al-Qur¡¦an, maka
seorang akuntan sewajarnya tertegun pada saat membaca kisah nabi
yusuf. Dimana saat nabi yusuf mengartikan mimpi raja mesir, tercantum
pada surat Yusuf ayat 46-49 yang berbunyi:

” hai orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang 7 ekor sapi betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh sapi berina yang kurus-kurus dan 7 bulir gandum yang hijau dan lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya. Yusuf berkata: supaya kamu bertanam tujuh tahun
sebagaimana biasa; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu datang 7 tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya, kecuali sedikit dari yang kamu simpan. ”

Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan dan dimasa itu memeras anggur kemudian nabi yusuf diangkat sebagai bendaharawan mesir  ini tercantum pada surat Yusuf ayat 55 yang berbunyi:

” Berkata yusuf: jadikanlah aku bendaharawan; sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan¨.

Dan seperti yang kita ketahui, kemudian datanglah hal yang seperti mimpi raja tersebut. Maka nabi Yusuf yang saat itu menjadi bendaharawan negara mengatur distribusi kekayaan kerajaan dan juga mengurus distribusi bantuan pangan bagi orang-orang yang terkena dampak kemarau panjang meskipun yang membutuhkan bantuan itu berasal dari negara lain. Tidaklah mungkin nabi yusuf dapat melakukan itu semua tanpa sistem pencatatan yang baik serta perhitungan yang akurat. Hanya saja karena masanya yang telah lama berlalu, sehingga sulit untuk menemukan bukti mengenai bagaimana cara pencatatan keuangan pada masa itu.

Sejarah Akuntansi di Kalangan Orang Islam

Sesosok Luca Pacioli yang disebut-sebut sebagai Bapak Akuntansi Modern , atau akan lebih banyak lagi yang belum tahu kesenjangan jarak waktu dan history yang terbentang jauh antara jaman “ jahiliyyah “ yang dialami dunia barat (1494 M) seorang Luca Pacioly berdasarkan nasab , seorang pendeta Kristen , pada tahun 1494 M dia menerbitkan sebuah buku yang berjudul Summa De Arithmetica , Geometry, proportion berdasarkan catatan peneliti pada tahun 1963 M adanya sebuah rekomendasi-rekomendasi yang jauh lbih valid bahkan disusun  lebih valid dan menjadi dasar pencatatan selanjutnya oleh Pacioli tahun 1363 M yakni Abdullah Al Mazindaani dalam kitabnya Risalah Al Falakiyah kitab As Siqayat dengan kata lain  apa yang dilakukan oleh Pacioli hanyalah berperan sebagai penukil , pencatat , terhadap apa yang beredar saat itu .

Ada banyak hal yang membuat perhatian saat mempelajari sebuah buku yang di susun oleh Prof. Dr. Umar Abdullah Zaid salah satu pada Bab Kedua yang masih berkutat tentang sejarah akuntansi islam yang kemudian di manipulasi oleh para intelektual barat karena begitu penting diluruskan apa yang selama ini dijadikan banyak acuan para intelektual  seluruh dunia akan tradisi plagiatisme keilmuan yang malah terlihat seperti telah begitu biasa maka semuanya mengantarkan kesimpulan logika yang bertentangan dengan fakta sejarah yang telah ada . Seperti yang dicatat oleh Prof .Dr.Umar Abdullah Bin Zaid pada halaman 31 mengatakan “ Mungkin dapat dikatakan bahwa saat itu Eropa hidup pada masa kegelapan ,kaum muslimin telah menggunakan akuntansi dan ikut andil , dalam mengembangkannya .sementara itu , peradaban islam dalam sebuah fase yang subur dan berkembang pesat di dunia dengan syariat islam sebagai fondasinya dan berhasil mengintegrasikan antara tuntunan spiritual dan material

Æ÷tGö/$#ur !$yJ‹Ïù š9t?#uä ª!$# u‘#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u‹÷R‘‰9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šø‹s9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# ’Îû ÇÚö‘F{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä† tûïωšøÿßJø9$# ÇÐÐÈ

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.  (Surah Al Qashashas : 77)

Jika mau dirunut secara kronologis bagaimana awal kelahiran dan pertumbuhan Akuntansi di dunia Islam yang ternyata telah berkembang jauh sebelum dekade ini Akuntansi Kapitalis mencatat bahwa Akuntansi  dengan sistem Double Entries atau dikenal di kalangan awam sebagai debet –kredit . Maka Akuntansi sebagai bagian yang inheren dengan kultur, identitas, dan kebudayaan serta peradaban Islam telah dimulai sejak pertama kali Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam mendirikan sebuah masyarakat dan negara Islam di Madinah telah dimulai. Terutama ketika bertambahnya pemasukan negara dari pelbagai hasil taklukan dan zakat yang dikumpulkan dalam lembaga pengumpulan pemasukan harta negara yang kelak dikenal dengan Baitul Maal.

Pada era pertumbuhan dan perkembangan berikutnya Khalifah Umar Ibn Khattab pada tahun 14-24 H memerintahkan mencatat harta umum diklasifikasikan sesuai dengan sumber pendapatnnya. Umar Ibn Khattab dalam sebuah riwayat diceritakan mengangkat dan menggaji staf-staf pencatat sumber pemasukan dan pengeluaran. Pada era khalifah kedua setelah Abu Bakar ini tercatat dalam sejarah yang paling banyak terjadi kemajuan dalam hal keuangan public dan perekonomian negara Islam. Mulai ada pembukuan dan dokumentasi yang harus dimilikinya sebagai asas pencatatan.

Sistematika pencatatan transaksi dan pencatatan sumber pendapatan negara secara tersusun sistematis rupanya telah dimulai dan dikembangkan sejak era kekhalifahan Al Walid Ibn Abdul Malik pada tahun 86-96. Setelah itu proses pertumbuhan dan perkembangan Akuntansi di dunia Islam mecapai puncaknya pada era Kekhalifahan Abbasiyah. Dalam Kerangka Sejarah dan Teori Akuntansi Keuangan Dalam Masyarakat Islam yang ditulis oleh Prof .Dr. Umar Abdullah Zaid dan diterjemahkan oleh Muhammad Syafi’i Antonio ,M.Ec dipaparkan bahwa salah satu bukti telah tersusunnya secara sistematis Akuntansi dalam bentuk pembukuan dan jurnal pada tahun 132 H / 749 M. Jurnal-jurnal pencatatan dalam proses pembukuan Akuntansi lebih dikenal dengan nama Jaridah yang kemudian diterjemahkan menjadi Journal sebagaimana yang tercacat dalam bukunya Luca Pacioly dan terjemahan latin Zornal sebagaimana yang dikenal di Venice , Italy.

Artinya Proses penumbuhan Akuntansi di dunia Islam telah digunakan sekitar 745 tahun sebelum kemunculan buku Pacioly yang berjudul Summa De Arithmetica, Geometry, proportion. Kemudian barulah Akuntansi Islam menemukan puncak kegemilangannnya di tahun 765 H/1363 M dengan sebuah manuskrip yang disusun oleh Abdullah bin Muhammad bin Kayah Al Mazindarani. bertajuk Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat. Walaupun sebelum Al Mazindarani menyusun manuskripnya tersebut

Penulis muslim lainnya yang juga telah menyusun sebuah karya tentang perkembangan Akuntansi dan penggunaaanya dalam masyarakat Islam juga telah dimulai oleh An Nuwairi (734H/1336M) dan Ibnu Khaldun (167H/784M)

Jejak –Jejak kegemilangan akuntansi islam

Disinilah gunanya sebuah pemurnian yang dikembalikan dengan jujur, saat plagiatisme menjelma budaya lumrah, atau saat telah tertutup mata dunia dengan segenap keangkuhannya pada karya gemilang yang pernah direntas oleh putra-putri islam terbaik sepanjang masa. Antara jejak-jejak ingatan kolektif masyarakat terkaburkan oleh sikap yang memang disengaja menghilangkan selenyap-lenyapnya dari muka bumi kegemilangan yang pernah direntas bersama kepingan-kepingan bagai puzzle, kepingan-kepingan yang disusun oleh tangan-tangan insan berdedikasi dan keimanan yang bukan lahir dari lubuk formalitas dan retorika lidah menggulirkan wacana, ia hanyalah satu jejak dari berribu-ribu jejak lainnya mengisyaratkan keteladanan kemudian diwariskan olehnya keteladanan tersebut untuk generasi berikutnya.

Jejak kegemilangan yang memang sengaja dikaburkan melalui sederet kisah pemusnahan manuskrip berharga sepertti yang pernah dilakukan oleh pasukan barbar terhadap kekhalifahan terakhir Dinasti Abbasiyah sampai-sampai seorang ulama sejarawan yang masyhur pernah mencatat tentang sungai di sepanjang Baghdad menjelma hitam karena lautan tinta dari buku-buku yang dihanyutkan ke sungai tersebut, Seperti yang pernah dipaparkan pada paragraph sebelumnya, jauh seorang pendeta Kristen pada tahun 1494 M yang bernama Lucas Pacioli dalam jangka perbedaan waktu Selama 131 tahun di depan karya yang diterbitkan oleh Lucas Pacioli serta memuat pembukuan dua belas kolom atau kolom tunggal, pada tahun 1363 M yakni Abdullah bin Muhammad Al Mazindarani telah merentas dan disempurnakan olehnya untuk selanjutnya dapat diaplikasikan dalam system Akuntansi yang tengah popular saat itu tahun 765 H/1363 M

·  Akuntansi Bangunan

·  Akuntasi Pertanian

·  Akuntansi Pergudangan

·  Akuntansi Pemuatan Uang

·  Akuntasi Pemeliharaan Binatang

Bahkan di antara yang sangat unik dalam pencatatan pembukuan pada masa tersebut dan juga merupakan pembeda antara Akuntansi yang murni syariah dengan konvensional adalah sebgai berikut

·        Sebelum menyiapkan laporan atau dimuat di buku-buku Akuntansi harus dimulai dengan Basmallah. Hal inilah yang juga disebutkn oleh Lucas Pacioli 131 tahun kemudian.

·        Laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta buku Akuntansi yang digunakan, di antara laporan keuangan yang pernah dibuat di Negara islam yang terkenal adalah Al-Khitamah dan Al-Khitamatul Jami’ah. Al Khitamah merupakan sebuah laporan keuangan tiap akhir bulan dan juga memuat pemasukan serta pengeluaran sesuai kelompok jenisnya sedangkan Al-Khitamatul Jami’ah laporan keuangan yang ditujukan untuk orang yang lebih tinggi derajatnya untuk kemudian diberi persetujuan laporan keuangan yang persetujuanya diberi nama Al Muwafaqah namun apabila ia tak disetujui maka ia dinamakan  Muhasabah karena adanya perbedaan pada data-data yang dimuat dalam laporan keuangan

·        Ketika melakukan transaksi jual beli, tanda terima diberikan kepada pembeli atau disebut juga dengan Thiraz sedangkan copiannya atau salinan disebut sebagai syahid yang kemudian disimpan oleh Akuntan untuk kemudian dipertanggungjawabkan dan disetujui oleh pimpinan kantor, menteri, atau sulthan dan apabila transaksi perdagangan terjadi di luar kota salinan syahid tersebut dikirim ke ibukota wilayah islam untuk kemudian diberikan persetujuan oleh Sultan dan disimpan sebagai dasar pembukuan dasar kantor pusat

·        Pada akhir tahun buku,  seorang akuntan harus mengirimkan laporan keuangan dalam setahun dan secara rinci

·        Harus mengelompokkan transaksi-transaksi keuangan dan mencatatnya sesuai dengan karakternya dalam kelompok-kelompok yang sejenis

Referensi :

  • Al Qur’an dan Terjemahan
  • Harahap, Sofyan Syafri,  2001, Akutansi Islam, PT Bumi Aksara,  Jakarta.

  • Harahap, Sofyan Syafri, Bunga Rampai Akuntansi Islam, Jakarta
  • Karim, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Edisi 3, Jakarta.

  • Muhammad, 2002, Pengantar Akuntansi Syari’ah, Salemba Empat, Jakarta.
  • Perwataatmada, Karnaen, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, Diktat kuliah Pasca Sarjana UI, Jakarta.
  • Wiyono, Slamet, 2005, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah Berdasar PSAK dan PAPSI , Grasindo, Jakarta.
  • Zaid, Umar Abdullah, 2004, Akuntansi Syariah : Kerangka Dasar dan Sejarah Keuangan Dalam Masyarakat Islam, Edisi Terjemahan, LPFE – Universitas Trisakti, Jakarta.
  1. No comments yet.
  1. No trackbacks yet.

Leave a comment